Senin, 04 April 2011

Cerita 5 : Sitta




PLAAKK!!!
Gadis itu berlalu pergi meninggalkan kursinya setelah memberikan tanda merah yg manis di pipi sang pria dihadapannya. Sempat ku lihat air mata mengalir di wajahnya yang telah memerah karena emosi ketika ia melewati mejaku. Gadis itu pergi meninggalkan pasangannya yang terdiam, dan tidak memperdulikan pandangan iba dan heran seisi orang di cafe ini. Pikiran ku mulai membayangkan apa yang kira kira menjadi pertengkaran pasangan ini....ah mungkin si pria selingkuh,yaa standar. Kesetiaan emang masalah yang paling susah dimutlak-kan didunia ini.Menurutku,tidak ada orang yang benar benar setia..untuk diri nya sendiri saja,kadang orang suka tidak setia,misalnya,tidak setia pada prinsip yang dipertahankannya sejak lama..yaaa itu hanya opiniku saja.

Tak lama kulihat sang pria pun pergi meniggalkan cafe ini setelah meminta maaf pada pelayan karena telah membuat sedikit keributan. Kuikuti langkahnya dengan sudut mataku dan ketika itu pula tampak sesosok gadis berperawakan tinggi melangkah masuk. Kulitnya tidak putih, namun tidak pula sawo matang,tipe kulit favorit ku,karena terlihat sehat dan bersih. Kacamata membingkai wajah oval-nya dengan sempurna.Sambil sesekali menyeka poni yang jatuh acak di dahinya,ia tampak celingak celinguk mencari seseorang.

"Sita!!!" teriakku memanggilnya.Ia menoleh,senyum mengembang dan berlari kecil menuju ke meja ku. " Haiii..udah lama yah nunggunya?Jalanan maceeet..yaaa Jakarta ga berubah .hahaha..bentar aku pesen dulu kali yaa " celotehnya dengan cepat.Ya, dia Sita,teman satu kampus dan sempat menjadi teman terdekatku. Begitu kami lulus dan mmperoleh gelar sarjana ekonomi,semua berubah..Ia berangkat melanjutkan studi-nya di Belgia dan aku bekerja di salah satu bank swasta di Jakarta. Kupandangi Sita yang sedang asik melihat -lihat menu dihadapannya, rambutnya yang dulu rambut hitam legam yang halus dan panjang kebanggaanya telah berganti menjadi rambut sebahu diwarnai agak kemerahan.Masih cantik,pikirku.

Di cafe inilah dulu kami acap kali menghabiskan waktu untuk ngobrol berdua berjam jam sepulang kuliah, kadang sampai si pelayan harus mengingatkan kami bahwa cafe akan ditutup. Menurutku, Sita teman bicara yang menyenangkan, dia bisa mengimbangiku dalam membicarakan apapun, dan aku pun suka melihatekspresi nya dalam bercerita. Matanya yang hilang ketika tertawa dan tawa lepas nya yang tidak dibuat buat berhasil menjerumuskan ku dalam perangkap cintanya. Ya,aku anggap ini cinta, walau sebenarnya hatiku telah ia curi sejak pertama ia pindah ke kamar kosan tepat disebelah kamarku beberapa tahun yang lalu. Keramahan dan kekocakannya membuat orang selalu senang berada dekatnya, aura positifnya kuat.Tapi aku hanya bisa memandanginya dan mengaguminya dalam hati, karena saat itu Sita menjalin kasih dengan Rudy dan aku pun sudah 3 tahun menjaling hubungan dengan Gina.

Beberapa bulan setelah pertemuan di cafe itu, Sita selalu menghubungiku, entah hanya untuk sekedar curhat tentang pekerjaannya, ataupun hanya menertawakan gosip selebritis yang baru di dengarnya dari televisi. Tingkah lakunya ini mau tak mau memaksa perasaan ku untuk sedikit ge-er dan melayang. Dia menceritakan apapun padaku, yang bahkan tidak pernah di ceritakan nya kepada orang lain. Aku selalu mendengarkan dengan penuh arti dan pengertian, seakan aku ingin menjadi pendengar yang paling baik untuknya. Kumantapkan hatiku untuk meyakini bahwa rasa itu masih belum pudar.






Jumat, 23 April 2010

Cerita 4 : ... ...

Kuhempaskan tubuhku ke tempat tidur dan menatap langit langit kamar ini.Tak ada lampu,hanya seberkas cahaya matahari yang menyeruak masuk melalui jendela yg tidak terlalu besar. Bau koran koran bekas dan pakaian kotor bercampur menjadi satu. Botol botol minuman keras pun tak mau ketinggalan menghias lantai kamar,beberapa ada yg sudah pecah. Kuhisap rokok digenggamanku dalam-dalam,rokok ke 18 untuk hari ini.Ada sedikit ketenangan yang kudapat dari nikotin nikotin yang berhamburan masuk ke rongga tubuhku.Aku si penderita asma akut yang seharusnya tidak boleh merokok.Yaah,hidup cuma sekali..baiknya kunikmati saja.

Kenangan dua malam yang lalu berkecamuk dipikiranku.Sosok seorang gadis dan dua orang pemuda beradegan seks liar menari nari di hadapanku.Gadis itu bernama Patricia,gadis mungil keturunan Tionghoa yang sangat kucintai dan kuanggap mencintaiku,berambut panjang dengan senyum cemerlang.Kami berkenalan ketika sama sama kebingungan mencari kelas seni lukis di universitas Alamsyah Jakarta.Cerdas dan kalem,itulah penilaian pertamaku terhadapnya. Tak kusangka aku akan melihatnya melayani nafsu seks liar dua orang pemuda eropa layaknya seorang profesional.Kemarahan ku meledak,Patricia terkejut dan berteriak teriak memanggilku yang berlari kencang meninggalkannya.

Siapa Patricia sebenarnya? Pernah dulu seorang teman mengatakan bahwa Patricia adalah seorang escort profesional di kalangan bule bule eropa.Aku tak percaya,gadis itu begitu sayang padaku.. Ialah gadis yg berhasil membuatku meninggalkan kecanduanku akan kokain dan sejenisnya. Gadis ini yang selalu bergelayut manja di pelukku dan menghujaniku dengan ciuman ciuman hangat.Dan gadis ini pula yang dengan berani mengajakku untuk menikah di Belanda.Apa apaan ini?!!

Kutenggak sisa martini di sisi tempat tidur..pikiranku kosong dan kepalaku sakiit sekali..


......... .................. .............................


seorang pria masuk dan berteriak "Ibuuuu!!!panggil ambulans!! Dhea buuk!!!Dhea!!!"


............ ........... ..................

"Maaf bu,anak ibu telah tiada.Overdosis.kami menemukan kertas ini di saku bajunya "



Selamat tinggal Ibu,,maaf aku mengecewakanmu..

Selamat tinggal mas Vino, aku memang adikmu yang tidak bisa dibanggakan..


Bye Patricia,,aku akan slalu mencintaimu..


Maafkan aku Tuhan..aku tidak memintaMu untuk mengampuni dosaku,
dosaku terlalu banyak..aku hanya ingin Kau mau menerima tobatku..

Aku ini wanita hina!





Kamis, 22 April 2010

Cerita 3 : Diandra


"medium Caramel Latte with ice..?"
"Ya mas,terimakasih."jawabku pada si waiter yang membawakan minuman pesananku. Ini gelas ke dua, 2 jam sudah aku menunggu Rifki disini.Duduk sendiri di coffee shop favoritku dan Rifki.Sengaja kupilih tempat di sudut agar lebih privasi dan tersembunyi.Aku sedang tak ingin diganggu pemandangan orang berlalu lalang.

Hari ini aku harus membuat keputusan yang cukup berat.Aku harus memutuskan hubungan kasih ku dengat Rifki.Pemuda yang sudah menghiasi hari hari ku selama 3 bulan terakhir.Berat,karena entah kenapa ketika awal aku berkenalan dengannya,aku merasa dialah jodohku.Sangat nyaman berda disisi Rifki.Ia terbilang cukup muda untuk menjabat sebagai Manajer HRD sebuah perusahan vendor tambang emas di Indonesia,usianya bahkan belum 30 tahun..26 tahun tepatnya. Awal perkenalan yang singkat sudah cukup membuat kami merasa cocok satu sama lain.Rifki orang yang sangat enak diajak bicara,wawasan nya luas dan tidak suka men-judge sesuatu seenaknya tanpa menilai dari kedua sisi.Aku suka memandanginya ketika sedang membicarakan hobi traveling nya,matanya akan berbinar semangat dan suaranya akan menjadi riang,seperti anak kecil yang dibelikan mainan baru.Ekspresinya jutaan.Aku tak pernah bosan menghabiskan waktu dengannya.Bahkan jika harus mencuri curi waktu makan siang hanya untuk menemuinya dan makan bersama.

Senyum kecil menghiasi wajahku,mungkin para tamu di cafe ini mulai menganggapku gila karena sejak tadi aku termangu,tertawa kecil dan tersenyum senyum sendiri.Masih lekat di ingatanku ketika kami mempraktekkan berciuman di lift.Yang membuat hal ini semakin konyol adalah saat kami membahas beberapa film yang memiliki adegan berciuman di lift. elama 2 hari,dengan perasaan ragu untuk saling menawarkan prakteknya.Sampai pada akhirnya suatu hari di jam makan siang,aku berinisiatif mengajak Rifki kabur sejenak untuk menonton film terbaru dari aktor favoritku,The Ugly Truth.Ketika melihat adegan si Gerard butler dan lawan mainnya berciuman di lift,kami saling berpandangan dan tertawa geli. "Mungkin cuma kita doank ya yang mau ciuman di lift aja ampe dibahas dua hari..hahahaha" Rifki berkata dengan tawa tertahan. Manis sekali..Benar saja,ketika mengantarkan ku kembali ke kantor,ia ikut naik sampai ke kantor ku dilantai 7, dengan alasan ia mau menyapa Pak Miki,sepupunya yang sekantor denganku.Aku sudah curiga..kutatap curiga wajah Rifki yang tersenyum senyum simpul memandangiku.Ya benar saja,baru sampai dilantai 6,tangan kanannya menekan tombol darurat,dan lift pun berhenti.Kupandangi senyum isengnya ketika menarikku ke pelukannya. dan kemudian menciumku. Sebenarnya tak ada yang spesial dari sebuah adegan ciuman di lift,tapi jika kau bekerja di gedung bertingkat,kau harus mencoba tantangan tersebut.Rifki melepas tangannya dari tombol darurat dan pintu lift terbuka di lantai 7. Aku berjalan keluar dan mendengarnya berkata "udah ga penasarankan?aku balik yaa....bye!" Lift tertutup dan ia turun kebawah.Meninggalkanku yang melongo, akupun tersenyum malu dan kembali keruanganku.

Begitu banyak kenangan indah bersama Rifki.Selama 3 bulan ini hanya kenangan manis yang kudapat.Kami tak pernah bertengkar.Dia cukup dekat dengan ibuku,menurutnya ibuku sudah ia anggap seperti Ibunya yang sudah lama meninggalkannya.Ibuku pun sayang padanya. Namun setiap kali Ibu bertanya tentang keseriusan hubunganku dengan Rifki,aku hanya bisa diam dan berlalu.Dan akhirnya aku bisa punya jawaban untuk ibu.Aku akan berpisah dengan Rifki hari ini.Sore ini.Ditempat ini.Murung kembali menghantuiku.

"Udah lama?" sentuhan tangan dibahuku menyentakkanku dari lamunan.Ini dia pria yg harus kurelakan.Rifki datang dengan kemeja hitam dan dasi yang tak rapi,pasti ia baru menghadapi kemacetan yang panjang. "Lumayan" jawabku tanpa memandangnya.Ia memesan minuman dan duduk disampingku.Mataku mulai panas. "Aku udah ga mau basa basi,jadi langsung aja.Aku pikir kita harus bubar.hubungan ini ga sehat dan ga punya masa depan.Aku capek!!"ujarku perlahan.Rifki tak bereaksi,sepertinya ia sudah menduga cepat atau lambat ia pasti akan kehilanganku.Ia menggenggam erat tanganku dan berkata "Maafin aku ya.Aku sayang banget sama kamu tulus.Hanya mungkin sayang aku ke kamu adalah kesalahan besar,tapi aku g kan pernah nyesel" matanya menatapku penuh harap.Tumpah sudah air mataku yg dari tadi kutahan.Kupeluk erat mantan kekasihku dan diciumnya keningku.

Aku mengahpus airmata,berdiri dan beranjak pulang. "Terimakasih udah jadi seseorang dalam hidupku.Aku juga g nyesel sayang sama kamu.Tapi istrimu lebih berhak atas kamu." Kumantapkan langkahku ke depan,tanpa menoleh lagi kebelakan.Bye mas Rifki..


ya,,Rifki adalah pemuda 26 tahun yang bekerja sebagai manajer HRD di sebuah perusahaan swasta.Berkulit putih dengan tinggi 175cm.Memiliki istri bernama Tania dan seorang malaikat kecil berumur 6 bulan,Kalista.Besok pernikahan mereka menginjak tahun ketiga.

Selasa, 20 April 2010

Cerita 2 : Mr.Armstein


Brak!!!
bunyi itu membangunkan ku dari kegiatan tidur siang ku di teras depan rumah.Bergegas ku berdiri dan mencari sumber suara,,arkh..lagi lagi anak-anak kecil itu.Setiap sore mereka selalu bermain di jalanan depan rumahku,ingin sekali rasanya mengusir mereka,tapi hal ini tidak mungkin kulakukan,mereka hanya anak kecil.Kulihat seonggok bola kaki di sudut pagar,oh ini penyebab bunyi tadi.Pastilah bola ini ditendang begitu kencang sampai sampai menimbulkan bunyi keras ketika menghantam pagar kayu rumahku.Kupandangi anak anak kecil itu dengan galak,tidak berpengaruh.Mereka cuek dan asik bermain.Kuberbalik arah menuju rumah.

Sudah terlalu sore untuk melanjutkan tidur siangku,lebih baik aku ikut menonton tv saja dengan Sally.Oh,aku belum memperkenalkannya ya? Sally adalah gadis manis berusia 18th, jarang sekali ada dirumah.Ia duduk di semester awal masa perkuliahan,kalo kata ibu, "Sally sedang asik mencari jati diri"..aku tak mengerti maksudnya.Sally setiap hari pulang pukul 9 malam, bertepatan dengan jam tidurku. namun di hari sabtu dan minggu ia hampir selalu berada dirumah, pasti ia lelah dan ingin santai,begitu pikirku.Kulihat Sally tertidur di ruang tengah dengan TV menyala,ia pasti ketiduran,,akupun ikut merebahkan diri disebelahnya.Aku sayang sekali pada gadis ini.

"Sally!Banguun..ada kak Maya nih"tiba tiba ibu berteriak dari ruang depan.Aku tersentak dan bergegas bangun.Sally sedikit berlari keruang depan dan aku mengiringinya dari belakang. Kulihat seorang wanita cantik berambut panjang sedang menyisir rambut anak berumur 3 tahun.Kak Maya dan Gigis,anak perempuannya.Sally berlari menghambur kepelukan kakak perempuannya itu dan aku memandang Gigis dengan sebal.Aku kurang suka anak ini,dia nakal dan sering jail menarik narik rambutku."Main sama Gigis ya" Ujar kak Maya padaku,disertai senyum manisnya yang tak bisa kutolak.Huff,baiklah..

kami duduk didepan tv.Gigis sibuk bermain dengan bonekanya,akupun sibuk dengan remote tv. Tiba tiba..."ciniii in!!!!",remote tv direbut paksa dariku. Wah anak ini mulai jail,,kurebut kembali remote tv tersebut dengan kasar,ia pun diam.Ah aku berhasil,pikirku.Kulempar senyum ejekan kearah gigis yang termangu.Rasakan!!Ternyata kemenangankutak berlangsung lama,,Gigis dengan sigap memanjat tubuhku dan menarik narik rambutku..Aku kesaaall sekali!.Kogoyang goyangkan tubuhku agar jambakannya terlepas,dan Bruk! Gigis jatuh! Dan ya,seperti bisa ditebak,ia pun menangis meraung raung."Wah,,kenapa sayang?" ujar Kak Maya berlari dan langsung menenangkannya.."jangan nakal donk,,ayo main yg akur" ujarnya lagi menatapku.Lah,knapa jadi aku yang disalahkan..dengan rasa sebal akupun berlari ke halaman belakang. Tak kuacuhkan teriakan kak Maya memanggilku untuk kembali. Itukan bukan salahku,siapa suruh bocah itu terus menyakiti rambutku.

Sedang asyik menikmati air dingin yang meluncur ke tenggorokanku,tiba tiba tercium wangi parfum yang khas.Wangi Anjas!!kakak laki-laki Sally.Akhirnya ia pulang juga.Berlari aku menyambut dan langsung menerjangnya dengan pelukan.. "Hahaha..kangen yaa..yuk kita jalan jalan sore!" aku gembira sekali..aku menari nari mengelilinginya dengan riang dan bersorak sorai.Tak sabar ingin keluar,kutarik tarik ujung kemejanya.. "Iyaa tunggu ya,ganti sepatu dulu" ujarnya.Aku berlari ke teras dan berteriak teriak memanggilnya penuh semangat.Sungguh tak sabar rasanya ingin bermain lempar bola dan berlari lari dengan Anjas. rasa sebal ku langsung hilang dalam sekejap,Berlari dilapangan hijau dengan semangat menangkap bola yang dilempar Anjas.Segaaarr...

"Hai beib.."seorang gadis bergelayut manja ditangan Anjas.Dia adalah kekasih Anjas,tetangga sebelah rumah.namanya Dita.Anjas sayang sekali padanya,mereka telah berteman sejak kecil dan memutuskan untuk berpacaran 3 tahun yang lalu.Tahun depan mereka akan menikah dan mas Anjas ku yang tercinta akan memboyong istrinya pindah ke Singapura.Huh!!aku benci dan cemburu..Kutampik kasar tangan Dita yang berusaha membelai rambutku.Aku tak suka dia.Dia merebut Anjas dariku.Tapi Anjas cinta sekali padanya.Melihat mereka tertawa berdua,berkejar kejaran dan menggodaku membuatku makin panas dan cemburu.Kali ini aku bereaksi,aku berteriak - teriak nyaring untuk mengekspresikan kecemburuanku, "GUK GUK GUK!!!!!!"

Cerita 1 : Nadia


Aku menatap cermin dihadapanku dengan kening berkerut."Rasanya make-up ini terlalu tebal" begitu pikirku.Seperti membaca pikiranku,si perias salon ini langsung berkata "sudah cantik kok mbak,make up nya pas dengan bentuk wajah mbak". Ya,memang sudah tugasnya untuk memuji customernya.Kulayangkan pandangan ke arah dua orang sahabatku yg baru saja selesai dirias.Gawat,riasan mereka juga terlalu tebal.Ada apa dengan salon ini? Kami ini masih berumur 18 tahun,kenapa mereka memberi riasan setebal ini?

Aku Nadia,,siswi kelas 3 SMU Karya Bakti. Setelah berbulan bulan berkutat dengan pelajaran,les tambahan dan ujian - ujian, akhirnya hari ini tibalah hari dimana kami akan berpisah,ya formalnya begitulah.Setelah ini mungkin kami akan terbang kesana kemari.Berperang mencari universitas dan jurusan yg kami idamkan,atau mungkin sebagian dari kami langsung bekerja.Atau menikah.Entahlah..Sebenarnya aku pasti akan rindu sekali dengan masa- masa SMU ini..Duduk dikelas 3 benar-benar menyenangkan..Aku adalah satu dari sebagian orang yang memiliki hubungan akrab dengan para adik kelas,,memiliki hubungan baik dengan para guru dan para penjaja jajanan diluar pagar sekolah.Aku sayang mereka.

Hari perpisahan.Tepat hari ini kami akan memakai kebaya dan para siswa memakai setelan kemeja dan jas.Untuk pertama kali nya kami akan saling kagum melihat dandanan dan pakaian yang luar biasa kami kenakan.Dan make up ini masih terlalu tebal menurutku.Pikiranku berkecamuk,membayangkan ledekan apa yg akan diberikan pacarku,Andro,ketika melihat wajah ku ini.Kutatap wajah Mika dan Rini,dan kami tertawa geli bersama,seakan mengerti isi pikiran masing-masing.Sahabat sahabat pria ku - Amad dan Idan - akan menjemput kami di salon ini,lalu kami akan bersama-sama berangkat ke lokasi perpisahan.Ya,benar dugaan ku,,mereka tertawa dan tersennyum geli. "Ya ketawalah sepuas anda" ujarku sambil bersusah payah berjalan masuk ke mobil.

Selain memikirkan bahwa hari ini aku dan teman-teman akan saling mengharu biru bertangis tangisan,ada satu hal lagi yang membebani pikiran ku.Ya,Andro.Pria yang berstatus sebagai pacarku dalam 9 bulan terakhir ini akan melanjutkan studi-nya di kota Bandung.Kami memang bukan pasangan yg selalu harmonis,bahkan pertengakaran yang terjadi pun tak bisa dihitung pake jari.Dia memang pria egois dan sensitif.Jadi aku selalu berusaha keras untuk menjaga perasaannya.Sebenarnya hubungan ini memang sudah tidak sehat,karena teman teman menganggap aku terlalu sering mengalah.Tapi,yaa aku sayang pada Andro.jadi seringkali aku harus menahan perasaan demi menjauhkan dari pertengkaran yang walaupun kecil,dapat berkembang menjadi besar.Andro yang pencemburu selalu membatasi ku untuk bergaul dengan teman teman lelaki yang sudah menjadi sahabatku,jauh sebelum aku berpacaran dengannya.Andro juga seorang pria yang suka membandingkan dirinya dengan mantan -mantan pacarku dulu.Hal ini yang membuat ku muak dan lelah. Padahal aku tak pernah melarangnya untuk bergaul dengan teman wanita,yang ia lakukan hampir setiap hari bersama geng-nya.Aku bertahan.Aku sayang Andro.Ya,aku sayang padanya.tapi aku tak yakin ini cinta.

Malam ini akan kuhabiskan untuk bersenang-senang dengan para sahabat dan Andro,tentunya.Setelah bertangis - tangisan,kami bertolak kerumah Dirga untuk mengganti pakaian dan menghapus riasan lalu menghabiskan malam di alun alun kota.Rasanya kami berhak bersenang senang malam ini.Kembali kerumah Dirga dan membuat sate untuk disantap bersama.Andro selalu disisiku,memeluk pinggangku dan menggenggam tanganku,ia seakan tidak mau berpisah dari sedetikpun.Kadang sikapnya ini membuatku gerah,aku merasa teman-teman tidak nyaman dengan keintiman kami.Salah satu hal yg kusukai dari nya adalah ia menyenangkan, ia selalu bisa membuat kami tertawa bersama,dengan menjadikan ku sebagai bahan ledekan, kami dapat terpingkal pingkal bersama teman - teman semua.Saat duduk mengelilingi api unggun,kami saling diam menikmati kobaran api dan menghangatkan diri. Kiki datang menemani Rini,Mika dan Dirga saling menyandarkan diri,Amad-Idan-dan-Tupa sibuk menikmati sate,Andro membungkusku dengan lengannya yang kokoh,aku bersandar nyaman di bahunya.Saat saat seperti inilah aku merasa sangat menyayanginya.Andro adalah seorang pemuda dengan tinggi badan 175cm,berkulit kuning langsat,berlesung pipi,memiliki lengan yg tidak terlalu besar,namun kokoh dan hangat,dan selalu wangi.Wangi Andro.

"Kapan ya kita bisa berkumpul kayak gini lagi?muterin api unggun..sibuk dengan pikiran masing-masing? bakal ngangenin banget nih" ucapan Tupa membuat kami tersentak dan saling berpandangan.Aku semakin mengeratkan pelukan Andro.Kami terdiam.Tiba tiba Mika menangis meraung - raung.. "Gw ga mau pergi k bandung..gw mau tetap disini ama kalian..dan kalian ga boleh kmana manaa!!" Dirga menenangkan dan menarik Mika kepelukannya..kami kembali terdiam,namun kali ini dengan tetesan airmata.tak terbayang olehku apa yang akan terjadi bulan depan,dan bulan bulan berikutnya.Kami akan terpisah jauh dan sibuk dengan urusan masing masing.Inikah yang memang harus kami tempuh?

Waktu menunjukkan pukul 3 pagi. Mika,Dirga,Rini dan yang lainnya sudah masuk kerumah Dirga untuk istirahat dan tidur.Aku masih tetap disini,berdiam diri memperhatikanAndro yang sibuk menambah kayu bakar dan kembali membawaku ke pelukannya.Tangan kami terus bergenggaman erat.Ada beban di hatiku.Beban yg tak kuasa kukatakan pada Andro.Ingin kukatakan,-Kamu kuliah disini aja,ga usah jauh jauh ke Bandung-..namun kutahu pasti cita cita Andro menjadi seorang Graphic Design dan hanya bisa terlaksana di Bandung.Cukup lama kami berdiam diri,sampai pada akhirnya Andro melepas pelukan dan membawa wajahku menatapnya.Andro berkata "Aku sayang banget sama kamu,Nad..Aku berat banget mau ninggalin kamu disini.Kamu ga mau ikut kuliah di Bandung aja?". JEB!! aku ingin Dro,,inginn sekali...tapi aku tak mungkin meninggalkan ibu sendirian di kota ini.Ingin kuberkata seperti itu.tapi kuurungkan niat itu,dengan mata yg telah basah oleh airmata,aku menatap Andro penuh kasih dan tersenyum sedih sambil menggelengkan kepala"kamu ngertikan Ndro". Wajah lelakiku ini terlihat sangat sedih, aku menyadari bahwa rasa sayangnya padaku sangat tulus.Kusentuh wajahnya dan kucium lembut pipinya,airmata kembali menetes dipipiku.

"Kamu taukan aku sayang banget sama kamu.Mungkin slama ini aku emang egois.Baru kali ini aku protektif banget sama seseorang.Aku g mau kamu knapa-napa.Aku juga heran ama diri aku sendiri kok bisa segini posesifnya.Aku g rela kamu deket ama orang lain.maafin aku ya,sayang". Aku meraihnya kepelukanku.Andro menangis,aku tak pernah menyangka pemuda sekokoh Andro akan menitikkan airmata dihadapanku.Kueratkan pelukanku dan Andro semakin menangis,membuatku ikut menitikkan air mata.Kami seperti orang gila yang menangis berdua sambil berpelukan erat.Menggumamkan kata-kata yang tidak jelas,hanya kami yang mengerti perasaaan ini.Aku melepas pelukan Andro,mata kami merah dan basah,kami saling berpdangan dan tertawa kecil.Andro membelai lembut pipiku seraya menghapus airmataku.hal yang sama kulakukan padanya,kami pun kembali tertawa seperti anak kecil.Kutatap mata Andro dalam dalam,seakan ingin mengikat dan mengunci erat ketajaman matanya.Andro membelai pelan rambutku dan mendekatkan wajahnya.Kami berciuman.Ciuman yang sangat lembut,erat dan indah.Kukalungkan lengan ku kelehernya dan ia memeluk pinggangku erat..Ah,aku akan sangat merindukan Andro.

Menjelang pagi,kami terus membicarakan hal hal yg telah kami lewati bersama, tertawa, berciuman, saling menatap, dan berpelukan dalam diam.Aku sayang Andro. Dan pagi ini aku harus bersiap untuk mengantarnya ke bandara, ia harus terbang ke Bandung untuk mengurus segala proses pendaftaran kampusnya.Pagi pun menjelang,teman teman sudah membubarkan diri dari rumah Dirga,pulang kerumah masing-masing.Aku pun pulang untuk mandi dan langsung ke bandara.Andro berdiri disamping susunan kopernya,menenteng segelas kopi dan menyambutku ke pelukannya.Aku lalu mengantarnya ke pintu keberangkatan,Andro memelukku erat dan menciumku,"bye,jaga diri kamu".Kupeluk erat tubuhnya dan membenamkan wajahku didadanya."Ati ati ya.Aku sayaaang banget sama kamu". Dengan mata berat dan airmata tertahan.Well Andro,maybe I love you :)